25 April, 2009

Remaja Islam Sekarang

Ikhwan/akhwat yang dimuliakan Allah SWT.., mungkin kita sebagai REMAJA ISLAM harusnya sadar bahwa kejayaan islam ada di tangan kita, seharusnya kita sadar bahwa kita harus menjadi ujung tombak untuk berda'wah menyampaikan risalah islam ke pada orang lain, agar tidak terjerumus kedalam kekafiran, akan tetapi remaja muslim sekarang sudah terlarut akan indahnya buaian dunia fana ini. Fakta sekarang dari kehancuran remaja islam adalah, tidak mau melaksanakan sholat ketika sudah medengar adzan, dan ketika sholat pun sering di tunda-tunda, banyak remaja islam yang suka melihat acara-acara di televisi yang sesungguhnya itu akan merusak aqidah keislaman kita, tetapi jarang remaja yang berbondong-bondong untuk mendatangi majelis ta'lim (kecuali di podok pesantren lho yaa..?hehehehe...,), banyak para remaja islam yang bacaan kesehariannya itu cuma novel, komik dan koran, tetapi Al-quran yang menjadi kitab suci kita jarang kita baca, apa lagi membaca bahkan ada sebagian remaja islam yang tidak punya Al quran. Berapa banyak remaja yang mabid tiap malam di masjid?tetapi berapa banyak jika dibandingkan dengan remaja yang sering tongkrongan di pinggir jalan?.Itu lah fakta dari remaja islam jaman sekarang ini. Dan anehnya mereka bangga meyandang gelar STMJ alias "Sholat Terus Maksiat Jalan".

"Da'wah...."?. Kata ini kelihatannya sangat berat untuk di ucapkan apa lagi dijalankan untuk para remaja islam sekarang.Sebagian teman remaja biasanya denger atau ngucapin kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak lidahpun kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopiah, baju koko, sarung, dan jilbab. Kita menganggap bahwa da'wah adalah tugas dari para orang yang menyandang gelar ustadz,haji bahkan L.C..!!Dakwah kesannya jadi tugas mereka yang hobinya mendengarkan seperti Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya dengerin lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-nya Afgan.Sebenarnya DA'WAH adalah tanggung jawab seluruh umat muslim, cuman karena tugas da'wah ini cukup berat, dan tidak semua orang bisa bertahan menunaikannya jadi secara tidak langsung di serahkan kepada mereka yang benar-benar memahami semua tentang islam.
Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.:

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Muj?dalah [58]: 11)

Jalan yang harus ditempuh untuk tegaknya syari'ah islamiyah adalah ber da'wah, maka dari itu da'wah adalah kewajiban yang harus dipikul oleh setiap orang yang mengaku dirinya islam. Alhamdulillah di era sekarang perjalan da'wah bisa lebih luas. Tidak seperti jaman orde baru yang dilarang mengumpulkan orang-orang untuk membicarakan kepentingan dan kemajuan golongan tertentu. Hal ini bisa kita lihat di film "Sang Murabbi..". Di Film ini sang tokoh utama yang bernama Ustdz. Rahmat Abdullah yang rela keluar masuk kampung, naik turun gunung hanya untuk berda'wah tentunya dengan sembunyi-sembunyi. Berikut adalah lirik dari nasyid yang berjudul Sang Murabbi. Apabila kita benar-benar menghayati setiap kalimat di lirik ini, pasti kita akan tahu betul tanggung jawab setiap muslim untuk berda'wah, Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk berjihad di jalan-Nya..,Amin...
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi

Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu

Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati

Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani..


24 April, 2009

Apakah Anda mengenal Sholahuddin Al ayyubi..?

Ikhwan/Akhwat yang dimuliakan Allah SWT, mungkin kita pada saat sekolah dulu pernah di beri pelajaran IPS oleh guru untuk menghafalkan para "PAHLAWAN REVOLUSI"..!!dan karena takut nilai kita jelek kita pun menghafalkan nama-nama tersebut hingga di luar kepala.Tapi apakah kita mengenal pejuang islam yg benama Sholahuddin Al Ayyubi..?!!.Mungkin dari sahabat sekalian belum tahu siapa itu Sholahuddin Al Ayyubi, atau bahkan baru mendengar mungkin..?!di artikel ini mungkin sahabat sekalian akan mengenal atau bahkan lebih mengenal siapa itu Sholahuddin Al Ayyubi..?
Ayyuhal ikhwah Rochimmakulullah..,Sholahudin Al Ayubi adalah seorang Panglima perang yang sangat gagah berani yang membela agama islam.,beliau rela meninggalkan anak dan isteri beliau untuk berjihad di jalan Allah, Beliau adalah pemimpin besar sepanjang masa. Di film"Kingdom of Heaven" karya Sir ridley scott menggambarkan kecerdasan nurani panglima tertinggi islam tersebut. Sholahuddin di film garapan Barat itu diperlihatkan sebagai sosok yang agung dan spiritual. Tengok saja adegan penghujung saat dirinya bernegosiasi dengan Balian dari Ibelin, panglima dari kaum Nashrani yang ketakutan dengan kemenangan Islam di Jerusalam kerana akan membalas membantai kaum Nasrani, sebagaimana mereka memperlakukan Muslim seratus tahun sebelumnya. Saladin (biasa orang barat menyebut nama beliau) hanya tersenyum dan menjawab: ”Aku Saladin, bukan mereka. Pergilah ke negeri-negeri Kristian, bawa pasukan dan rakyatmu yang memang ingin pergi. Tak ada pembunuhan,” katanya. Bahkan negara barat pun menghargainya.Dari usia belasan tahun Shalahuddin selalu bersama ayahnya di medan pertempuran melawan Tentara Perang Salib atau menumpas para pemberontakan terhadap pemimpinnya Sultan Nuruddin Mahmud. Ketika Nuruddin berhasil merebut kota Damaskus tahun pada tahun 549 H/1154 M maka keduanya ayah dan anak telah menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya.Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Di tenda besar berwarna putih itu, di tengah-tengah Perang Salib yang menghabiskan banyak korban, waktu, dan biaya itu, terdengar dialog bernas antara Saladin dan tangan kanannya.

“Kita harus serang mereka sekarang,” usul sang tangan kanan Saladin.

“Tidak, kita buat perencanaan yang matang dulu,” sanggah Saladin.

“Kita akan menang, kerana ini sudah kehendak Allah,” teriak

“Kita akan menang kerana perencanaan yang matang,” ujar Saladin, sang pemimpin tertinggi pasukan Muslim.”…dan tentu saja kerana kehendak Allah,” segera sang pemimpin itu menambahkan.

Diskusi itu ditutup dengan kalimat Saladin: ”Di setiap pertempuran, aku selalu menang, tentu saja dengan kehendak Allah, kerana matangnya perencanaan perang,” tegasnya.Sholahuddin Yusuf ibn Ayyub memang dikenal dengan toleransi yang tinggi dan penuh dengan rasa peri-kemanusiaan. Dalam setiap pertempuran, pesannya selalu sama: “minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak”. Dia disegani lawan-lawannya, sehingga dalam Perang Salib III, ada istilah ‘Saladin Tithe’ (“Zakat” melawan Saladin). Tapi namanya harum di medan perang yang panjang itu, dan diakui kawan dan lawan. Bersama dengan Raja Baldwin IV, dia menginginkan sebuah kota Yerusalam yang damai bagi ketiga agama besar, sebuah Kingdom of Conscience , Kingdom of Heaven (kerajaan nurani, kerajaan syurga).Budi baiknya dikenal tidak di kalangan muslim, tetapi juga lawan-lawannya. Tawanan diperlakukan secara terhormat dan manusiawi, tidak membuat mereka haus dan lapar. Pernah, saat berperang, Sholahuddin menangkap pasukan Salib yang berjumlah sangat besar sedangkan makanan yang tersedia tidak cukup buat mereka. Dengan lapang dada, akhirnya Sholahuddin membebaskan mereka tanpa syarat.Berbeza dengan sultan kebanyakan, dia tidak membuat istana megah untuk dirinya. Tetapi, justeru masjid, hospital, dan universiti yang dibangunnya untuk publik, di Kaherah, Mesir.

Setahun setelah Perjanjian Ramla, setelah pulangnya Richard ke Inggeris, tepatnya 4 Mac 1193, Sholahuddin meninggal di Damsyik tidak lama setelah jatuh sakit. Ketika rakyat membuka peti hartanya ternyata hartanya tak cukup untuk biaya pemakamannya, Utusan yang menyampaikan berita kematiannnya itu ke Baghdad membawa serta baju perangnya, kudanya, wang sebanyak satu dinar dan 36 dirham miliknya. Rupanya hartanya lebih banyak mengalir kepada golongan fakir miskin.

Saladin, begitu lidah Barat menyebutnya, sudah wafat. Tapi perilaku dan kecerdasan nuraninya akan terus dikenang, bahkan oleh Barat. Kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastera Eropah, salah satunya adalah The Talisman (1825) karya Walter Scott. “Di Eropah” tulis Philip K Hitti, dia telah menyentuh alam khayalan para penyanyi mahupun para penulis novel zaman sekarang, dan masih tetap dinilai sebagai suri teladan kaum kesatria,”.Kini makamnya menjadi salah satu destinasi kunjungan popular di Syria.

Ayyuhal ikhwah Rochimmakulullah..,betapa malunya kita jumat islam jika tidak mengenal siapa itu Shalhuddin Al Ayyubi. Maka dari itu wahai sahabat dalami terus ilmu islam. karena ilmu islam itu tidak akan pernah habis apabila kita mempelajarinya terus menerus. Berikut adalah cuplikan animasi tentang kberanian seorang Sholahuddin Al Ayubi.



“Kita memohon kepada Allah Yang Maha Agung Maha Tinggi,
tempat kita menujukan segala puji dan syukur kepada-Nya,
yang telah melimpahkan bimbingan dan ketenangan hati
serta meredakan segala apa yang telah menganiaya
dan menghancurkan jiwa dan raga hamba-Nya.
Dimana saat ini kehormatan kita sebagai Ummat Islam?
Dimana letak kebanggaan kita sebagai Ummat Muslim?
Dimana gelora semangat kita sebagai orang-orang yang beriman?
(Sholahuddin Al Ayyubi)

17 April, 2009

Kenikmatan dibalik Shodaqoh

Ikhwan/Akhwat yg dimuliakan Allah SWT..., ada salah satu amalan kita yang sangat ringan dan sangat mudah dikerjakan, tetapi kita sering melalaikan.Yap..!!! amalan itu adalah SHODAQOH. Berikut adalah kisah nyata seorang akhwat yang menyaksikan sendiri bagaimana Allah telah membantu hambaNya yang telah menolong saudaranya.
Sebut saja nama Akhwat tersebut adalah Dwi Indarti. karena pengalaman itu sangat berharga baginya maka sehingga dituangkan kedalam tulisan.Semoga kita dapat mempelajari hikmah cerita tersebut.

Sore setelah hujan lebat mengguyur kota Jakarta genangan air dan kemacetan sudah menjadi menu setelah hujan. Aku duduk sendiri didalam mikrolet M10 ke arah pasar senen. Dan Pak sopir masih sabar menunggu penumpang lain. "Kasihaaan..," dalam hatiku didepan UI ini hanya ada satu penumpang yaitu aku. Kalau aku mau jujur rasanya ingin turun saja ganti bus yang lain yang lebih cepat supaya sampai rumah. Terlepas dari kemacetan Sudirman dan Imam Bonjol kesabaranku kembali di uji dengan mikrolet yang sedang ngetem ini. 10 menit, berlalu namun tidak ada penumpang lain yang naik mikrolet ini. aku beristighfar dalam hati mencoba untuk tidak kesal pada pak sopir,ku coba menumbuhkan rasa iba, mungkin laki-laki setengah baya ini belum mendapatkan uang untuk setorannya atau untuk nafkah istri dan anaknya yang sedang menunggu di rumah. Adzan maghrib munkin akan segera berkumandang..,Astaghfirullahhal 'adzim..

Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit ngetem.., mikrolet pun mulai jalan. Dan kuperhatikan dari belakang pak sopir menghela napas yang berat. Mikrolet berjalan pelan sekali..,mengharap ada segerombolan orang berlarian untuk naik ke mikroletnya. Sampai di depan masjid ARH UI.., seorang laki-laki menghentikan mikrolet dan disampingnya berdiri seorang wanita berjilbab membawa tongat kayu dan tas. "Pak.., turunkan ibu ini di terminal senen ya..?", kata laki-laki yang ternyata ojek motor. Segera aku sadar ternyata ibu itu seorang tuna netra dan pakaiannya pun kumal, tas yang dibawanya adalah tas plastik hitam. Ku pegang tangannya ketika ibu itu naik. Dan mikrolet pun melaju kembali. Di tempat duduk penumpang si ibu itu merogoh tas nya dan mengambil bungkusan plastik kecil dan ternyata berisi uang. Dia meraba sehelai uang dan bertanya.., "Ini 5 ribuan bukan..?" yang itu pasti di tujukan padaku."Bukan Buk..,itu seribuan..!!" jawabku. Kemudian dia mengambil sehelai uang lagi dan bertanya..,"Jadi ini 2 ribu ya neng..?". "Iya Bu.." jawabku. "Ini sudah sampai mana ya neng, masih jauh g dari pasar senen..?"tanyanya."Belum Buk masih jauh..,ini baru nyampek sentiong..," ulasku. Lalu Ibu Itu mengetuk atap mikrolet dan bilang..,"Saya turun sini saja pak..". Dan pak sopir menghentikan mikroletnya sedekat mungkin dengan trotoar. Si Ibu itu lalu memberikan uang 2 ribu yg diambil dari kntong plastiknya tadi kepada pak sopir, tetapi pak sopir menolak sambil berkata "Simpan saja Bu.." Dan ternyata Si Ibu tidak mau gratisan dan meletakkan uangya di sebelah bangku pak sopir."Mbak..,tolong kasihkan uang ini ke ibu itu.." kata pak sopir memintaku turun dan menyerahkan uang itu. Kuselipkan uang itu ketangan ibu dan lalu cepat-cepat aku naik ke mikrolet sementara pak sopir langsung injak pedal gas.

Kini aku sendiri lagi dan terminal tak jauh lagi. Sesampainya di Unv. YAI mikrolet berhenti lagi, dan Masya Allah..,serombongan orang pun naik mikrolet dan tidak tanggung-tanggung mikrolet langsung penuh. Tak sampai 3 menit aku turun di depan terminal.
Kulanjutkan naik mikrolet lain untuk melanjutkan perjalanan kerumah, dalam perjalanan aku merenung..,Pak sopir tadi bersedekah kepada seorang ibu yang tune netra walaupun dia dalam keadaan yang tidak lapang, dan Allah langsung menggantinya dengan penumpang-penumpang yang lain hingga memenuhi mikroletnya. Padahal jarak YAI dan terminal sangat dekat. Karena hampir setiap hari aku lewat di dareah ini, aku tahu biasanya tidak ada lagi penumpang dan jumlah mikrolet pun sangat banyak, tapi hari itu bukan hari biasa bagiku. Allah telah memberikan pelajaran bagi orang-orang yang mau membuka hati dan pikirannya. Allah telah membalas sedekah Pak sopir kepada Ibu tuna netra itu dengan TUNAI, saat itu juga. Dan Allah membuatku menyaksikannya agar aku lebih tunduk kepadaNya, dan semakin yakin atas pertolongan dan jaminannya jika kita membantu saudara kita yang sedang kesusahan...,Subhanallah

Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah semoga cerita tersebut dapat membuka pikiran dan menyentuh perasaan kita untuk membantu sesama hamba Allah.

ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR